Sabtu, 29 Agustus 2009

kamera Lomografi

Terjelek Terbaik

“Don’t think just shoot!” Kalimat tersebut adalah kalimat yang selalu dipegang oleh kebanyakan Lomographers di seluruh dunia di saat mereka mengabadikan setiap momen dengan kamera lomo.

Lomo? Apaan tuh? Pada awal tahun 1990 beberapa mahasiswa menemukan sebuah kamera Rusia berukuran kecil yang membingungkan pemakainya. Kamera tersebut dikenal dengan nama Lomo Kompakt Automat. Kompakt Automat adalah kamera lomo yang pertama, yang sebenarnya merupakan hasil improvisasi sebuah kamera dari Jepang pada tahun 1982 oleh Michail Panfilowitsch Panfiloff.

Nama lomo sendiri berasal dari singkatan Leningradskoye Optiko-Mechanichesckoye Obyedinenie (Leningrad Optical Mechanical Amalgamation), yaitu sebuah pabrik lensa yang berada di St. Petersburg
, Rusia.

Lomografi sempat terlupakan sampai dua orang mahasiswa yang berasal dari Vienna, Austria, yaitu Mathias Fiegl dan Wolfgang Stranzinger, menemukan sebuah kamera lomo berjenis LC-A di Praha, Ceko pada tahun 1991. Mereka kemudian mendirikan klub pencinta lomo yang bernama The Lomographic Society (Lomographische Gesellschaft) di Vienna. Pada tahun 1994 mereka berhasil menggelar pameran lomografi untuk pertama kalinya di kota Moskow dan New York. Klub tersebut telah memiliki lima ratus ribu anggota setia termasuk Indonesia.

Di Indonesia sendiri juga terdapat sebuah komunitas penggemar lomografi yang dikenal dengan Lomonesia. Lomonesia adalah singkatan dari Lomo Indonesia. Lomonesia telah berdiri selama empat tahun dan telah menggelar berbagai workshop dan pameran lomograf. Selain itu Lomonesia juga menjual berbagai macam tipe kamera lomo seperti Fisheye, ActionSampler, SuperSampler, Colorsplash, dan Pop 9.

Hasil gambar yang dihasilkan oleh kamera lomo berbeda-beda sesuai dengan tipenya. Sebagai contoh tipe Fisheye menghasilkan gambar foto berbentuk bulat cembung seperti mata ikan. SuperSampler akan menghasilkan gambar foto yang terbagi menjadi empat foto kecil dalam satu foto yang pengaturannya sejajar. Sedangkan Colorsplash menghasilkan foto yang warnanya dapat terlihat berbeda dengan warna asli objek foto.

Lomo telah menjamur dan menjadi hobi di kalangan masyarakat khususnya remaja dan mahasiswa. Walaupun harganya menggigit dan masih merupakan kamera analog, lomo telah menciptakan sesuatu yang baru dalam dunia fotografi. Penggunanya dapat bereksperimen sesuka hati mereka, karena foto yang dihasilkan pasti akan sangat berbeda dengan hasil foto pengguna lainnya walaupun mengambil objek yang sama. Inilah salah satu hal menarik yang tidak dapat ditemukan pada kamera digital dan kamera analog lainnya.

Dikutip dari http://www.majalahopini.co.cc/index.php/iptek/teknologi/206-lomo-bukan-kamera-biasa dan www.fotografer.net

1 komentar:

  1. saya fajar mahasiswa fikom unpad jatinangor...
    saya dan teman2 saya komunikasi bisnis fikom unpad jatinangor berencana membuat suatu event yaitu pameran lomografi dan musik sebagai hiburanya..
    karena ketertarikan kami kepada lomografi dan niat kami ingin memperkenalkan lomografi kepada khalayak dan menyediakan wadah bagi para pecinta lomografi di indonesia khususnya bandung untuk dapat memamerkan hasil karyanya pada pameran event ini..
    kami meminta saran dan kerjasamanya kepada rekan2 komunitas lomografi di bandung..
    kami sangat mengharapkan infonya dan kontak person ketua komunitas lomografi bandung...
    balasanya dapat dikirim melalui email/facebook di choliq_bdg@yahoo.com ato di no tlp:022-92360636 atas nama fajar choliq n..
    trimakasih sebelumnya atas perhatianya..

    BalasHapus